Saat ini di seluruh dunia, dimanapun ada orang Tionghoa, mereka semua sedang merayakan hari raya tahun baru Imlek (tahun baru berdasarkan perhitungan kalender bulan). Entah itu di Asia, Amerika atau Eropa, semuanya sedang ramai menggelar pesta dari yang sederhana; makan malam dengan keluarga, sampai yang paling meriah; menggelar pesta kembang api besar-besaran.
Lalu bagaimana dengan orang Jepang? Apakah mereka juga ikut merayakan hari raya Imlek?
Jawabannya: tidak.
Kalender bulan (lunar calendar) adalah jenis kalender yang digunakan oleh bangsa China sejak jaman dahulu kala, dan hari raya Imlek dihitung berdasarkan kalender ini. Kemudian bangsa Jepang mengadopsi kalender tersebut dan menggunakannya selama lebih dari 13 abad.
Sampai suatu saat, pemerintah Jepang pada masa restorasi Meiji melihat pentingnya komunikasi dengan bangsa barat, akhirnya mereka setuju memberlakukan kalender bangsa barat -- yaitu kalender Gregorian; seperti yang kita pakai saat ini -- secara resmi tepat pada tanggal 1 Januari 1873.
Maka dari itu bisa dibilang rakyat Jepang secara umum tidak merayakan hari raya Imlek sama sekali, meskipun agama Buddha adalah agama mayoritas disana dan mereka masih menggunakan kalender bulan untuk beberapa perayaan.
Tidak ada libur dan tidak ada pesta apa-apa. Tapi tentunya ada saja yang merayakan Imlek, seperti mereka yang berada di daerah pecinan di Yokohama Chinatown, Nagasaki Chinatown dan Kobe Chinatown.
Disana mereka merayakannya sama seperti di negara-negara lain; mereka makan-makan, main kembang api, dan membagi-bagikan angpao ke sanak keluarga mereka. Dan, yang mungkin akan menjadi tren di tahun baru naga ini adalah; ibu-ibu melahirkan.
Source : www.jepang.net
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Apakah Jepang Merayakan Hari Raya Imlek?"
Post a Comment